Pada Hitungan Sepuluh harus Lari Bugil - Paskibra Skandal

Pada hitungan sepuluh harus lari telanjang dari kamar tidur ke kamar mandi tiap hari dua kali. Kalimat itu terus teringat di benak para siswi pasukan pengibar bendera pusaka 17 Agustus 2010 kemarin.

Mereka khawatir kegiatan "lari bugil" pagi sore itu divideokan dan disebarluaskan. Karena menurut pengakuan siswi anggota paskibra, ada para senior yang memegang handphone tiap kali mengawasi kegiatan itu.

Pantas para siswi itu syok dan khawatir, apalagi di sekolah mereka juga ditanyai macam-macam oleh teman di kelasnya. Menjadi pasukan pengibar bendera seharusnya membanggakan tapi ini berbuah kekhawatiran yang mendalam.

Itulah pengakuan beberapa orang tua siswi yang telah diperiksa untuk memberikan laporan di unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polda Metro Jaya, Selasa (31/08/2010) petang.

Para orang tua siswi anggota paskiraka itu  memberikan keterangan untuk kepentingan pembuatan berita acara pemeriksaan (BAP), Orang tua yang menyampaikan kekhawatiran anaknya itu antara lain Loreen Djunaidi (orangtua S), Wier Ritonga (orangtua I) dan lain-lain.

"Saya takut ada yang (merekam) dan akan menyebarluaskan kondisi anak-anak saat berbaris telanjang. Karena ada senior yang membawa handphone," kata Loreen.

Menurut Wier, perintah ini tidak normal. Namun, ia selaku orang tua tetap mendukung putrinya. "Sekarang dia syok dan bingung. Di sekolah, kawan-kawannya pun bertanya," ujarnya.

Wier juga meminta guru anaknya untuk menguatkan mental. "Kami motivasi anak, bahwa ini kejadian di luar kehendak mereka. Saya berpesan, agar anak saya mengatakan yang sebenarnya," kata Wier. Walau dua siswi itu syok tapi tetap mampu memberikan keterangan dengan baik. Polisi juga mengimbau kepada para orang tua siswi paskibra untuk melapor ke polisi. (*)

sumber : http://www.tribunnews.com