Kepolisian Sektor Medan Baru memastikan pengunjung Medan Fair Plaza Jalan Gatot Subroto Medan, Minggu (25/4) pagi, yang nekat terjun dari lantai IV, murni bunuh diri. Hingga Minggu sore, Kepolisian masih belum mengetahui identitas diri korban.
”Pihak Kepolisian mengimbau masyarakat yang kehilangan anggota keluarga datang ke Polsek Medan Baru atau Rumah Sakit Pringadi Medan,” kata Kepala Kepolisian Sektor Medan Baru, Ajun Komisaris M Yoris Marzuki kepada wartawan.
Ciri-ciri korban, berpakain oranye, celana putih, sendal hitam, dan rambut panjang. ”Turunan tionghoa, umurnya antara 25 hingga 30 tahun” ujar Yoris.
Dari closed circuit television di lantai IV, lanjut Yoris, diketahui korban melompat dari lantai empat, dan tewas di lantai dasar dengan kondisi kepala pecah. “Sebelum melompat dia mengikat rambutnya. Ini murni bunuh diri,” kata Yoris saat menunjukkan rekaman CCTV kepada wartawan.
Berdasarkan rekaman, Kepolisian memanggil saksi mata, petugas cleaning service di lantai IV, Medan Fair Plaza. ”Ini, cleaning service yang dekat, jaraknya dengan korban,” sebut Yoris.
Selain cleaning service, polisi telah memintai enam keterangan saksi, di antaranya anggota satuan pengamanan Medan Fair Plaza. ”Sudah tujuh saksi yang dimintai keterangan, tiga sekuriti dan seorang dokter,” ungkap Yoris. Para saksi di antaranya, dr Andy Lukman, Farid Pradata, Taufik Efendi, Elfrida boru Sihotang, dan Agus.
Tindakan satuan pengamanan Medan Fair Plaza, usai aksi terjun bebas oleh pengunjung tersebut, Minggu pukul 09.48 Wib, disesalkan Kepolisian. Yoris mengaku petugas keamanan sempat merusak tempat kejadian perkara. ”Setelah dilakukan olah tempat kejadian, tindakan (korban) itu murni bunuh diri,” kata dia.
Regional Medan Fair Plaza, Lina, membantah tindakan tersebut sebagai upaya manajemen untuk menutupi peristiwa. ”Tidak. Saya sendiri datang setelah kejadian,” ujar Lina di Markas Kepolisian Sektor Medan Baru.
Lina mengakui peristiwa bunuh diri tersebut peristiwa kedua kalinya. ”Ini kedua kalinya terjadi,” tutur Lina.
Pada 25 Desember 2009, seorang pengunjung, Rahmad Alamsyah, mencoba melakukan aksi serupa. Nyawa Rahmad berhasil diselamatkan, dari aksi nekat itu, korban menderita patah tulang punggung.
Sumber: Tempo, Liputan6.