Foto bugil milik seorang ibu guru di Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, beredar luas dalam sepekan terakhir. Foto-foto itu menyebar luas melalui ponsel.
Setelah heboh dalam sepekan terakhir, seseorang yang mengaku sebagai model pada foto tersebut muncul di Kantor Polsek Cluring. Guru olahraga berinisial SR (47) itu melaporkan beredarnya foto-foto itu kepada polisi, Sabtu minggu lalu. Pasalnya, foto-foto itu adalah koleksi pribadi dan tidak untuk disebarkan kepada publik.
Dalam foto-foto itu terlihat seorang perempuan telanjang hanya memakai celana dalam berwarna putih. Tubuh bagian atas terlihat jelas dalam foto tersebut. Selain foto telentang itu, juga terlihat foto yang lebih panas lagi. Ada lima gambar bugil yang menyebar.
Salah satu warga, Eko, mengaku mempunyai foto-foto itu dari seorang temannya. “Saya tidak tahu dari mana asalnya,” kata Eko. Menurutnya, foto-foto itu telah ramai diperbincangkan dalam sepekan terakhir.
Rupanya, sang model tidak tahan dengan kabar itu. Akhir pekan lalu, ia lapor polisi. SR merasa nama baiknya dicemarkan dengan beredarnya foto-foto itu. Padahal, foto tersebut merupakan koleksi pribadi. SR membuat dua laporan sekaligus. Laporan pertama dugaan pencemaran nama baik, untuk mengungkap siapa dalang di balik penyebaran foto telanjang tersebut. Yang kedua, laporan pemerasan yang diduga dilakukan oleh oknum wartawan mingguan lokal, yaitu IT dan SG.
Setelah menerima laporan itu, polisi melakukan penyelidikan. Kapolsek Cluring AKP Suwardi mengatakan, pihaknya telah memeriksa lima orang. Pemeriksaan dilakukan untuk mengusut siapa dalang di balik beredarnya foto pribadinya tersebut.
“Sudah lima orang yang kami periksa, di antaranya pelapor dan dua wartawan mingguan,” kata Suwardi, Selasa (17/11). Kelima orang itu diperiksa sebagai saksi.
Polisi memeriksa SR untuk menelisik pelaku penyebaran foto. Adapun oknum wartawan diperiksa atas dugaan pemerasan terhadap SR. IT diperiksa lantaran diduga kuat mengetahui siapa orang pertama yang menyebarkan foto telanjang tersebut.
SG diperiksa atas perkara dugaan pemerasaan yang memanfaatkan foto telanjang dengan modus konfirmasi berita. SG sendiri mengaku mendapatkan foto telanjang tersebut dari IT dan membantah telah melakukan pemerasan.
Kepada polisi, SR mengaku mengetahui fotonya beredar ke masyarakat setelah beberapa orang yang mengaku wartawan mingguan mendatanginya. SR mengaku diperas oleh oknum wartawan itu dan telah mengeluarkan “uang damai” sebesar Rp 1 juta dengan maksud agar foto-foto itu tak dimuat.
“Dia tahu foto-foto pribadinya beredar ya dari wartawan itu, dan akhirnya lapor,” tutur Suwardi.
Polisi menemukan titik terang orang yang diduga melakukan penyebaran foto telanjang SR dan motif di balik aksi itu. Penyebaran foto telanjang SR diduga berlatar belakang api cemburu.
Kepada polisi, SR menyebutkan jika foto telanjangnya itu diambil gambarnya oleh YK, mantan suaminya, saat hubungan keduanya masih mesra. Sejumlah gambar berpose menantang diambil sesaat sebelum YK dan SR memadu kasih di kamar rumah mereka sewaktu hubungan keduanya masih harmonis. Namun, SR tak menyangka jika akhirnya akan menjadi persoalan seperti saat ini.
Guru olahraga di sebuah SD negeri di kawasan Desa Tampo, Kecamatan Cluring, tersebut menduga jika peristiwa memalukan itu dilatarbelakangi kecemburuan YK. Hubungan SR dan YK saat ini dalam proses perceraian. YK diketahui tidak rela jika diceraikan oleh SR. Di tengah proses tersebut, SR sedang dekat dengan seorang pria berinisial RD.
“SR mengaku jika saat ini sedang dekat dengan seorang pria berinisial RD,” lanjut Suwardi.
Kini, polisi tengah memburu YK untuk dikonfrontasi dengan lima saksi yang telah diperiksa. Jika benar YK yang menyebarkan, akan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku. Polisi juga menyita lima lembar gambar telanjang SR. st9.KOMPAS.com