Ditengah badai tuntutan revolusi total di tubuh PSSI tengah menjalar ke seluruh negeri, ada hal yang mengherankan. Nurdin Halid tetap bergeming seolah dirinya bukanlah orang yang bertanggung jawab atas carut marut prestasi sepak bola nasional yang kian terpuruk. Demo, penyegelan kantor PSSI hingga terjadi demo ricuh di Makassar seolah angin lalu buat NH. Tak merasa berdosa, NH pun dengan khidmat mengikuti acara maulid di kampungnya dan berkumpul bersama orang-orang yang dia cintai.
Aneh memang, NH malah berani mengatakan kalau orang-orang yang mendemo dirinya hanyalah orang-orang yang telah dibayar oleh orang lain. Orang yang membayar itupun sudah diketahui oleh NH. Sayangnya, NH tidak berani blak-blakan mengatakan siapa orang yang dia maksud. Padahal demo tuntutan agar dirinya mundur terjadi hampir di seluruh pelosok tanah air. Ada yang damai-damai saja dan ada pula yang berakhir ricuh.
Selain mengatakan kalau demonstran itu adalah orang-orang bayaran, NH juga tak lupa menyelipkan “pujian” untuk para demonstran. NH menyiratkan para pendemo seolah manusia pinggiran, yang tidak berakal dan tidak mencintai sepak bola. Hingga mereka itu bisa dibayar untuk menuntut kelengseran dirinya.
Bisa dibayangkan sekuat apa dana yang harus dikeluarkan oleh “yang membayar”, menurut NH itu untuk membiayai seluruh acara demonstrasi di pelosok negeri ini. Pasalnya demo itu sudah menunjukkan mobilisasi massa yang sungguh besar. Untungnya demo berjalan relatif aman dan tidak menguras tenaga petugas keamanan. Andaikan saja terjadi kericuhan lantaran PSSI tetap bersikap mental badak -dengan menutup kantornya- , bisa ditebak kalau korban yang jatuh tak akan sedikit. Bonek saja berulah sudah bisa membuat negara pusing, apalagi gabungan supporter seluruh Indonesia.
Cuma, hati saya berkata benar. Ketika NH mengatakan bahwa demo yang dilakukan oleh masyarakat pecinta sepak bola Indonesia adalah salah sasaran. Sebab banyak anggota PSSI yang tetap menginginkan dirinya untuk mencalonkan diri kembali sebagai ketum. Tak hanya berakhir di situ, NH juga bersaing memperebutkan kursi waketum dan bersiap bersaing memperebutkan kursi yang lebih prestisius : Presiden AFF atau Wakil Presiden AFF.
Kali ini NH benar. Kita salah sasaran. Yang menjadi objek demo itu harusnya anggota yang tetap mengusung dirinya. Rasanya kabar dukungan untuknya bukanlah HOAX semata, lihatlah bagaimana KONI Riau dengan tegas mengatakan kalau NH masih yang terbaik. Tentunya, kita tidak bisa mengatakan kalau KONI Riau juga disuap atau diancam oleh NH. Fakta tersaji ialah KONI Riau mendukungnya, sementara masalah suap hanyalah isu. Nurdin menang 1-0 atas supporter Indonesia. Bukan hanya dukungan suara saja yang didapatkan oleh NH, bahkan ada demo khusus yang dilakukan untuk mendukung Nurdin. NH menang 2-0.
Jadi, sebaiknya kita renungi kembali apa yang telah kita demonstrasikan selama ini. Rasa yang kita unjuk-unjuk memang tak tepat sasaran. Sekarang pulanglah ke kandang, datangi basis PSSI kota masing-masing supporter. Tanyakan Pengurus Daerah anda apakah benar bahwa mereka tetap mengusung Nurdin Halid sebagai ketum PSSI? Karena tim verifikasi calon ketum PSSI mengklaim kalau NH didukung oleh lebih dari 80% pemilik suara di PSSI.
Dengan dukungan sebesar itu, Wajar rasanya kalau NH bersikukuh untuk kembali menancapkan kuku kekuasaanya di PSSI dan akan merambah AFF. Tak mustahil dia juga akan mencalonkan diri di bursa capres 2014 karena didukung oleh partai yang “besar”.
Intinya, demo lah pengda-pengda tempat supporter sendiri hingga bisa dipastikan apakah wakil anda di PSSI memang pro NH atau tidak. Jika memang NH masih yang terbaik menurut pengda dengan alasan yang masuk akal, kita sebagai insan yang mencintai sepak bola marilah legowo menerima kebesaran Nurdin Halid. Tapi, jika memang pengda di daerah anda mengatakan kalau NH bukanlah orang yang mereka dukung berarti kita berada di jalur revolusi yang sebenarnya. Sekarang skor masih, 2-1 untuk keunggulan Nurdin.
Jika mayoritas pengda memang menginginkan revolusi dan menganggap Nurdin Halid gagal, segeralah lakukan tindakan nyata berupa bantahan klaim tim verifikasi calon ketum PSSI dan klaim-klaim keberhasilan NH selama menjabat ketum PSSI, Setelah itu skor menjadi sama kuat, 2-2.
Jika NH tetap kekeuh (biasanya sih gitu), selanjutnya tergantung pemerintahan SBY. Jika pemerintah melalui Menegpora tetap tak mau mengintervensi keberadaan PSSI meski PSSI telah nyata-nyata menantang pemerintah, maka akuilah kehebatan Nurdin Halid dengan skor 3-2. Tapi jika pemerintahan negeri ini bukanlah pemerintahan ecek-ecek , sudah seharusnya sepak bola kita melenggang maju dengan menumbangkan Nurdin Halid 3-2.
Semua kembali kepada kita.
via : http://olahraga.kompasiana.com